Peluncuran Flori Indonesia 2017

By Admin

nusakini.com--Dalam rangka mendorong pengembangan produk florikultura, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menginisiasi kegiatan Flori Indonesia 2017.

Kegiatan hasil kerja sama dengan Kementerian Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Asosiasi Bunga Indonesia, dan sejumlah instansi lainnya ini akan berlangsung pada Juli 2017 di dua kota, yakni di Jakarta dalam bentuk pameran, serta di Bogor dalam format Bursa dan karnaval. Tepatnya, kegiatan ini akan diselenggarakan pada tanggal 20 s/d 21 Juli 2017 di Hotel Borobudur Jakarta dan 29 s/d 30 Juli 2017 di IPB Baranang Siang Bogor. 

“Melalui kegiatan ini, diharapkan flori Indonesia makin tumbuh dengan pesat,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.

Memang, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan (1) mengekspose potensi industri florikultura nasional, (2) mengidentifikasi dan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, 3) mengekpose penemuan inovasi mutakhir yang tersedia secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pengguna, (4) membangun komunikasi secara intensif dengan stakeholder untuk menginisiasi kerjasama kemitraan di bidang pengembangan florikultura, serta (5) mendapatkan umpan balik dari stakeholder untuk perbaikan program pembangunan industri florikultura.

Peserta berasal dari instansi Pemerintah Pusat (Kementerian Terkait) dan Daerah (Pemda/Dinas Pertanian), Kedutaan Besar Negara sahabat, lembaga penelitian, perguruan tinggi, asosiasi, kelompok tani, gabungan kelompok tani, pelaku usaha lainnya.  

Istilah Florikultura (tanaman bunga) sendiri dimaksudkan sebagai tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman hias. Saat ini, potensi pengembangan agribisnis florikultura di Indonesia masih sangat besar. Hal ini didukung oleh keanekaragaman genetis yang luas, kondisi tanah dan agroklimat yang kondusif, serta permintaan pasar yang terus meningkat.   

Sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu, masih diperlukan sentuhan kebijakan yang tepat, agar florikultura ini mampu mempunyai peran yang lebih berarti dalam ekonomi nasional, baik dari aspek pendapatan nasional (PDB), sumber lapangan kerja, maupun pendapatan masyarakat dan devisa. 

Meningkatnya permintaan domestik terhadap produk florikultura yang cukup besar saat ini didasarkan pada asumsi: (1) peningkatan jumlah penduduk tahun 2019 diperkirakan akan bertambah menjadi 285 juta jiwa; dan (2) peningkatan konsumsi terhadap bunga potong florikultura akan meningkat tajam, sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2025 yang berada pada level ekonomi sedang-menengah dengan pendapatan masyarakat Indonesia US $ 13 ribu perkapita.

Usaha florikultura telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Dibandingkan dengan kondisi tahun 2012, saat ini telah terjadi peningkatan produksi sebesar 150%. Sementara itu produksi nasional bunga potong florikultura pada tahun 2017 ini, diperkirakan meningkat sebesar 16,1% dari tahun 2016 lalu. 

Seiring dengan peningkatan produksi, volume dan nilai ekspor juga meningkat. Pada tahun 2008, volume ekspor florikultura dunia sebesar 185.890.054 kg meningkat dengan rata-rata pertumbuhan lebih dari 10% per tahun. Sementara volume impor florikultura rata-rata turun sebesar 9,38% per tahun. Ekspor dan impor florikultura sendiri lazimnya dalam bentuk produk florikultura segar dan/atau benih setek berakar. 

Hadir dalam acara peluncuran ini antara lain Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, Rektor Institut Pertanian Bogor Herry Suhardiyanto, dan pejabat Kementerian/Lembaga terkait lainnya. (p/ab)